Sifat Karakteristik dan Komposisi Material Tembaga
Pengertian Tembaga
Tembaga dan paduannya merupakan material yang banyak digunakan untuk membuat berbagai produk hasil manufaktur. Material ini mempunyai konduktivitas elektrik dan suhu baik. Tembaga tergolong ke dalam logam nonmagnetic yang mampu soldir dan las baik menggunakan teknik brazing, gas, arc, maupun resitance. Tembaga murni biasanya digunakan untuk membuat kawat, kabel, dan berbagai yang membutuhkan konduktivitas elektrik yang tinggi. Material ini juga memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi. Lapisan terluar dari tembaga akan mengalami korosi dengan laju 0.4 mm setiap 200 tahunnya (Copper Development Association).
Tembaga murni memiliki kandungan 99,99% Cu dengan densitas sebesar 8,96 g/cm3. Pada keadaan murni tembaga memiliki kekuatan tarik sampai 455 MPa. Titik didih tembaga juga tergolong tinggi dengan kemampuannya sebagai penghantar panas yang bagus yaitu 1083,4°C (Tabel 11). Menurut Callister (2011) tembaga murni pada suhu ruang mempunyai modulus elastisitas 110 GPa dan modulus geser sebesar 46 GPa.
Tembaga mempunyai standar penulisan UNS (Unified Numbering Sistem) dengan lima digit angka yang diawali dengan huruf “C”. Dengan menggunakan sistem penulisan UNS, kode penulisan tembaga dimulai dari C10000 sampai C79999. Menurut ASM tembaga murni (C10100 sampai C15999) harus memiliki kandungan minimal tembaaga sebanyak 99,3%. Tembaga murni yang dalam keadaan normal bersifat lunak dan ulet dapat dikuatkan dengan pengerjaan dingin (cold forming). Menurut Fontana (1987) baik tembaga murni maupun paduannya dapat digunakan dikombinasikan pada baja, aluminium dan stainless steel. Beberapa contoh produk hasil kombinasi di antaranya untuk water piping, valves, heat exchanger, tubes, hardware, wire, screens, shafts, tanks, dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan Tembaga untuk Proses Elektroplating
Tembaga (Cu) merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai bahan pelapis. Tembaga umumnya digunakan untuk melapisi bahan-bahan seperti plastik, printed wiring board, komponen otomotif, komponen elektronika, dan lain sebagainya. Tembaga sebagai material pelapis dimanfaatkan untuk berbaga aplikasi teknik dan dekoratif yang membutuhkan sifat fisik dan mekanik khusus. Dini & Snyder dalam artikel berjudul Electrodeposition of Coppper menyebutkan tembaga merupakan pilihan yang terbaik untuk sebagai pelapis dasar (underplate) dikarenakan endapannya mampu menutupi sampai bagian cacat terkecil pada permukaan benda kerja. Tembaga mempunyai efiesiensi yang tinggi, mampu menghasilkan lapisan yang sempurna meskipun benda kerja mempunyai bentuk geometri yang sangat rumit. Material ini juga memiliki konduktivitas yang tinggi sehingga menghasilkan jalur sirkuit yang bagus pada printed wiring boards. Endapan tembaga hasil elektroplating juga dapat bertindak sebagai pembatas saat terjadi pemuaian dengan cara menyerap tegangan yang dihasilkan oleh logam yang mempunyai koefisien muai berbeda pada perubahan suhu yang cukup tinggi.
Menurut Ahmad et al. (2016) elektroplating konvensional menggunakan material tembaga pada benda kerja berbahan stainless steel menghasilkan lapisan dengan kekuatan rekat yang tidak begitu kuat. Dalam hal ini, stainless steel membutuhkan lapisan nikel tipis sebelum pelapisan menggunakan material tembaga. Proses ini disebut dengan nickel strike. Dengan proses nickel strike, endapan tembaga yang dihasilkan akan lebih kuat.
Comments
Post a Comment